Minggu, 09 September 2012

Edisi 6 September 2012



“WARTA KATIGA”
MEDIA KOMUNIKASI K3 RSUP Dr. SARDJITO
VISI: TERWUJUDNYA TENAGA KERJA YANG SEHAT, SELAMAT, KOMPETITIF DAN PRODUKTIF

Edisi VI/September 2012
 






MENGENAL HEPATITIS DI TEMPAT KERJA
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis, sehingga hati tidak bisa menjalankan fungsinya dengan optimal. Ada berbagai macam jenis virus hepatitis yaitu Hepatitis A, B, C, D dan E. Yang harus diwaspadai oleh tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah sakit adalah Hepatitis B dan Hepatitis C.
Seseorang disebut menderita Hepatitis B bila dalam pemeriksaan laboratorium darah didapatkan hasil HbsAg positif/ reaktif / hasil > 0,99.   Dan disebut menderita Hepatitis C bila dalam pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil anti HCV Total positif. Kedua jenis hepatitis ini bisa menular lewat darah maupun cairan tubuh lainnya (misal cairan semen, cairan di selaput otak) dan bersifat menetap ( tidak bisa hilang dari tubuh) dan kronis.
Pada kondisi seseorang dengan hasil HbsAg positif bisa dalam keadaan mengalami infeksi akut dengan tanda- tanda klinis demam, mual, lemah,mudah letih dan badan menjadi kuning        (ikterik) maka harus mendapatkan terapi sesegera mungkin dari dokter penyakit dalam bagian gastrohepatologi. Sedangkan pada keadaan kronis tidak ditemukan tanda- tanda klinis tersebut tetapi virus hepatitis B tetap berada dalam darah dan berpotensi untuk menularkan kepada orang lain (carrier Hepatitis B), pada keadaan ini juga harus dilakukan pemantauan oleh dokter penyakit dalam bagian gastrohepatologi sehingga diharapkan hati masih bisa melaksanakan fungsinya  dengan optimal.
Untuk memberikan perlindungan terhadap virus hepatitis B dilakukan vaksinasi kepada seseorang yang tidak menderita hepatitis B ( hasil laboratorium HbsAg  negatif/ non reaktif) sebanyak 1 seri ( 3 kali suntikan) dengan waktu pelaksanaan pada bulan ke 0, ke 1 dan bulan ke 6. Setelah dilakukan vaksinasi 1 seri sebaiknya diperiksa titer anti Hbs yang menunjukkan kekebalan kita terhadap Hepatitis B. Disebut mempunyai respon yang baik apabila hasil anti Hbs > 10 mIU/mL. Vaksinasi dianjurkan terutama bagi seseorang yang mempunyai resiko tinggi terpapar virus tersebut termasuk semua petugas Rumah Sakit.
Di RSUP Dr. Sardjito telah ada program vaksinasi yang ditujukan untuk karyawan yang dari hasil pemeriksaan berkala ( General Check Up) menunjukkan HbsAg negatif dan sesuai rekomendasi terbaru dari  Sub bagian gastrohepatologi bahwa yang dilakukan vaksinasi adalah yang menunjukkan hasil titer anti Hbs < 10mIU/mL. Pelaksanaan akan dilakukan sesuai program dari Unit K3 setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi. Mengingat kemampuan yang terbatas maka sangat memungkinkan untuk dilakukan pemilihan prioritas karyawan yang mendapatkan vaksinasi hepatitis B yaitu petugas yang berhubungan langsung dengan pasien ( dokter, perawat,bidan,pramuhusada dll), berhubungan dengan darah atau cairan tubuh pasien dan limbah pasien( petugas laboratorium, petugas transfusi darah, petugas sanitasi, petugas bagian binatu,pramu rumah tangga dll).
Marilah kita jaga tubuh kita agar terbebas dari Hepatitis B dan tetap dalam kondisi yang sehat dalam bekerja.

Tanya jawab seputar Hepatitis B

Bagaimana Hepatitis B Virus (HBV) ditularkan ?
            Melalui kulit / mucosa yang terluka dan kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi seperti; bersetubuh dengan pasangan yang terinfeksi HBV, menggunakan alat injeksi yang terkontaminasi dengan HBV, bayi lahir dari ibu yang terinfeksi HBV, kontak dengan darah atau luka pasien yang terinfeksi HBV, tertusuk jarum suntik atau benda tajam lain bekas pasien terinfeksi HBV, menggunakan alat cukur bergantian dengan orang terinfeksi HBV.

Ingat : HBV tidak menular melalui makanan dan minuman, batuk, bersin, berjabat tangan,

Berapa lama HBV bisa bertahan diluar tubuh dan dapat menginfeksi ?
            HBV dapat bertahan diluar tubuh hingga 7 hari dan masih mampu menyebabkan infeksi.

Bagaimana cara menghilangkan HBV dari lingkungan kita untuk mencegah risiko penularan ?
            Semua tumpahan / percikan darah termasuk darah yang sudah kering masih dapat menularkan,harus didekontaminasi dengan mengusap seluruh permukaan menggunakan clorin 0,05%. Selama proses mengusap permukaan harus menggunakan sarung tangan.

Siapa saja yang berisiko terinfeksi HBV  di Rumah Sakit ini ?
            Semua pekerja RS berisiko terpapar HBV dimana petugas yang kontak langsung dengan penderita HBV mempunyai risiko yang lebih tinggi.

Berapa lama masa inkubasi HBV ?
            Inkubasi HBV antara 50 sampai 150 hari pasca terpapar kuman HBV.

Apa tanda dan gejala terinfeksi HBV ?
            Demam, lemah, nafsu makan turun, mual, muntah, nyeri perut, urin gelap seperti teh, dan kulit kuning.

Pekerja bagaimana yang perlu dilakukan Vaksinasi HBV ?
            Pekerja dengan titer anti-HBs kurang dari 10 mIU/mL.

Berapa kali pekerja yang perlu vaksin HBV harus dilakukan ?
            Vaksinasi HBV diberikan intra muscular 1 seri terdiri 3 kali suntikan yaitu kesatu, satu bulan kemudian dan 6 bulan setelah vaksinasi kesatu.

Adakah pekerja yang tidak boleh diberikan vaksinasi ?
            Ada, yaitu mereka yang allergi terhadap vaksin tsb.

Apabila dari rencana 3 kali vaksin terputus / tidak tepat jadwal bagaimana ?
            Jika vaksin kedua mundur berikan sesegera mungkin, dan selanjutnya vaksin ketiga bisa diberikan 8 minggu setelah vaksin kedua. Jika ketiga lewat, bisa diberikan segera setelah teringat.
Ingat : untuk hasil terbaik perhatikan jadwal vaksin anda dan jangan sampai terlewatkan. Luangkan sedikit waktu untuk vaksinasi demi menjaga kesehatan dan keselamatan anda dalam melakukan pekerjaan.

Berapa lama perlindungan yang terjadi setelah vaksin HBV ?
            Jika vaksin diberikan pada usia lebih dari 6 bulan akan memberikan perlindungan lebih dari 20 th

Apakah vaksin HBV bisa diberikan pada pekerja setelah terpapar virus HBV / needle stick injury dsb ?
            Bisa.


Apakah semua orang setelah diberikan vaksin HBV harus di cek ulang ?
            Tidak semua orang setelah diberikan vaksin harus di periksa ulang.
Yang perlu dilakukan adalah petugas kesehatan, bayi lahir dari ibu terinfeksi HBV,dll
Ingat: Petugas Kesehatan termasuk yang harus di cek setelah diberikan vaksin HBV 3 kali.

Kapan dilakukan pengecekan pasca vaksinasi HBV ?
            Pengecekan dilakukan 1 – 2 bulan post pemberian vaksin HBV 3 kali / 1 seri.

Perlukah vaksin HBV booster ?
            Untuk orang dengan kekebalan tubuh normal, booster vaksin HBV tidak dianjurkan. Orang dengan daya tahan tubuh yang menurun diberikan booster jika kadar anti-HBs levels kurang dari <10 mIU/mL.

Jika Anda masih belum jelas tantang program vaksinasi HBV di RSUP Dr. Sardjito  silakan hubungi UK3 ext 659.

Disadur dari http://www.cdc.gov


Keluarga Besar Unit Kesehatan & Keselamatan Kerja
mengucapkan
“Selamat Idul Fitri 1433 H


Mohon maaf lahir dan batin”


Pelindung : Direksi RSUP dr. Sardjito
Penasehat : dr. Endang Suparniati,M.Kes.
Penanggung Jawab : dr. RR. Roosmirsa G, M.Sc.
Tim Penyusun:
Agus Cahyono,S.Pd,  Ruwanto, S.ST., Wahyu Damayanti, Amk. SKM.,
 Era Widiastuti, SE. Dyah Ismayanti Kusalita , S.Sos.
Alamat  : Unit K3 Eks gedung poli GILUT RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Ph. 587333 ext 659
Email : uk3sardjito@yahoo.com., CP : Agus C 0818463744, Wahyu  : 0274 6894007




Edisi 5 Agustus 2012



“WARTA KATIGA”
MEDIA KOMUNIKASI K3 RSUP Dr. SARDJITO
VISI: TERWUJUDNYA TENAGA KERJA YANG SEHAT, SELAMAT, KOMPETITIF DAN PRODUKTIF

Edisi V/Agustus 2012
 






Cara Menggunakan
Alat Pemadam Api Ringan ( APAR )

Dalam rangka persiapan akreditasi rumah sakit oleh JCI seluruh pekerja rumah sakit dituntut untuk mengerti dan bisa meggunakan Alat Pemadam Api Ringan / APAR. Walaupun berbeda bentuk dan ukuran, namun berbagai merk Alat Pemadam Api Ringan umumnya memiliki cara kerja yang hampir sama.
Di dalam bahasa Inggris terdapat singkatan untuk memudahkan kita mengingat cara menggunakan APAR, yaitu :
P A S S
Pull atau Pin ditarik hingga segel putus atau terlepas.
Aim atau Arahkan nozzle / ujung hose yang kita pegang ke arah pusat api.
Squeeze atau Semprotkan isi tabung dengan menekan tuas/handle .Pada beberapa merk handle penyemprot terletak dibagian ujung hose.
Sweep atau Sapukan nozzle yang kita pegang ke arah Kiri dan Kanan api, agar media yang disemprotkan merata mengenai api yang sedang terbakar.

Perlu diingat setiap jenis APAR memiliki kemampuan jangkauan yang berbeda, disamping itu perhatikan arah angin sebelum kita mulai menyemprotkan isi tabung pemadam api ringan. Jangan sampai posisi kita berdiri berlawanan dengan arah angin, karena angin akan meniup kembali media yg kita semprotkan kearah kita berdiri. Sebaiknya kita berdiri diposisi membelakangi arah angin selain untuk menghindari tiupan hawa panas juga menghindarkan kita dari media yg kita semprotkan kembali kearah kita. Salam K3.

Mengenal KLASIFIKASI API DAN
macam-macam APAR
        Setelah kita tahu bagaimana cara menggunakan APAR, tidak kalah pentingnya agar kita juga mengenal klasifikasi api dan jenis – jenis APAR terutama yang ada di Rumah Sakit kita. Berikut adalah klasifikasi api dan jenis – jenis APAR yang tersedia yang sebagian ada di RSUP Dr. Sardjito  tercinta ini:

KLASIFIKASI KEBAKARAN
A
Kebakaran pada benda mudah terbakar yang menimbulkan arang/karbon (contoh : Kayu, kertas, karton/kardus, kain, kulit, plastik)
B
Kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar (contoh : bahan bakar, bensin, lilin, gemuk, minyak tanah, thinner)
C
Kebakaran pada benda yang menghasilkan listrik atau yang mengandung unsur listrik
D
Kebakaran pada logam mudah terbakar (contoh : Sodium, lithium, radium)

MACAM-MACAM APAR

1.    Jenis Halon Free – AF11 & AF11E yaitu zat pemadam kebakaran berupa gas cair yang memadamkan api dengan menghentikan reaksi pembakaran. AF11 mempunyai daya padam yang sangat tinggi, tidak berwarna, tidak menyebabkan karat, tidak konduktif serta tahan lama, dan tanpa bekas. Penggunaan untuk Kelas “A”, “B”, dan “C” .
2.    Jenis Dry Chemical Powder memadamkan api dengan cara membentuk lapisan pada bahan yang terbakar sehingga memisahkan udara dengan reaksi kimia, dan juga dapat berfungsi sebagai tirai terhadap panas / nyala api. Penggunaan untuk Kelas “A”, “B”, dan “C”.
3.    Jenis Super Busa (AFFF) AF3 ( tidak ada di RSUP Dr. Sardjito )
4.    Carbon Dioxide Fire Extinguisher atau CO2 mempunyai daya pemadam yang tinggi dan tanpa meninggalkan bekas. Penggunaan untuk Kelas “B” dan “C”.
Nah, bagaimana rekan – rekan jadi tahu kan sekarang. Coba rekan – rekan lihat APAR jenis apakah yang berada paling dekat dengan tempat kerja kita ? Sudah cocokah ? Jika ada usul atau pertanyaan silakan hubungi 659 atau 6559955. Salam K3.

Kemana kita melapor jika terjadi kebakaran
di RSUP Dr. Sardjito ?

silakan download alur pelaporan dengan klik disini


 

`Tips Bekerja Dalam Bulan Ramadhan

Bulan puasa kadang disalah artikan sebagai bulan ‘slow down’. Padahal, justru sebaliknya bulan Ramadhan merupakan bulan ‘peak performance’ secara lahir dan batin untuk menjadi manusia yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Sungguh disayangkan jika bulan penuh berkah ini terlewatkan begitu saja karena ketidakcermatan menyeimbangkan waktu antara beribadah dan bekerja.
Berikut adalah beberapa tips sederhana agar ibadah Ramadhan Anda semakin optimal sekalipun dilakukan sambil bekerja di kantor :
1.    Niatkan hati, ikhlaskan diri. Bekerja dan beribadah memiliki orientasi berbeda, untuk memenuhi kebutuhan duniawi dan untuk rohani dan akhirat. Namun itu tidak menjadikan keduanya bersifat optional sebab hukumnya sama-sama wajib.
2.    Jaga stamina agar ibadah dan kerja berjalan lancar. Agar aktifitas kerja tidak terganggu karena puasa, manfaatkan makan sahur sebaik-baiknya. Sahur juga terhitung ibadah sehingga melewatkannya sama dengan menolak pahala.
3.    Berdzikir kapanpun teringat pada-Nya. Saat perjalanan ke kantor, berada di lift, menunggu mesin fotokopi, kapan saja dan dimana saja. Mengucapkan basmallah saat memulai suatu pekerjaan dan mengucap kalimat syukur ketika menyelesaikannya adalah contoh sederhana yang dapat dibiasakan.
4.    Sirami hati dengan membaca/mendengar Al-Quran. Membaca Al-Quran di kantor tidak bisa dilakukan dengan khusyuk dan leluasa karena waktu dan tempat yang terbatas. Waktu sehabis sholat bisa dimanfaatkan untuk membaca kitap suci dan mendalami artinya.
5.    Jagalah lisan, hindari bergosip. Tanpa disadari saat mengobrol seru dengan rekan kerja menjadi bergunjing tentang orang lain. Hindari bergosip. Selain merusak ibadah Anda, hal tersebut juga membuang waktu.
6.    Jadikan rekan kerja sebagai ladang amal Anda. Beribadah tidak hanya dilakukan secara vertikal namun juga horizontal. Berbuat baik pada rekan kerja sekalipun kecil kadarnya akan berlipatganda nilainya.
Pelindung : Direksi RSUP dr. Sardjito
Penasehat : dr. Endang Suparniati,M.Kes.
Penanggung Jawab : dr. RR. Roosmirsa G, M.Sc.
Tim Penyusun:
Agus Cahyono,S.Pd,  Ruwanto, S.ST., Wahyu Damayanti, Amk. SKM.,
 Era Widiastuti, SE. Dyah Ismayanti Kusalita , S.Sos.
Alamat  : Unit K3 Eks gedung poli GILUT RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Ph. 587333 ext 659
Email : uk3sardjito@yahoo.com., CP : Agus C 0818463744, Wahyu  : 0274 6894007



“Selamat Menjalankan Ibadah Puasa”