Selasa, 16 Oktober 2012




Edisi V/Oktober 2012

WARTA KATIGA”
MEDIA KOMUNIKASI K3 RSUP Dr. SARDJITO
VISI: TERWUJUDNYA TENAGA KERJA YANG SEHAT, SELAMAT, KOMPETITIF DAN PRODUKTIF



P


MENGENAL B3 di Rumah Sakit
            Tak terasa rencana Survey Mock JCI sudah semakin dekat, apakah kita sudah semakin siap ? Pastiiii ……..!!!
            Untuk melengkapi pengetahuan kita dalam rangka persiapan survey JCI pada edisi ini Warta Katiga akan membahas mengenai Bahan Berbahaya dan Beracun / B3 yang ada di Rumak Sakit.
            Apakah B3 itu ? B3 adalah Bahan-bahan yang selama pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, penggunaan dan pembuangan limbah dapat melepaskan debu, partikel, gas, serat, radiasi yang bisa menimbulkan iritasi, korosif, keracunan,  kebakaran, ledakan dan bahaya lain yang bisa menimbulkan gangguan  kesehatan, cacat, kematian dan kerusakan  harta benda dan lingkungan hidup.
Bahan berbahaya adalah Bahan yang karena: sifat, konsentrasinya, jumlahnya secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup / dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Bahan beracun adalah Bahan yang dalam jumlah relatif kecil berbahaya bagi kesehatan dan jiwa manusia.
Kontaminasi adalah Proses terkenanya bahan pada manusia karena tertumpah, terpecik, tercium atau  tertelan dan tertumpahnya bahan pada lingkungan hidup.
Pengelolaan B3 adalah Kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan atau membuang B3.
Penanggulangan B3 adalah Upaya pengamanan terhadap B3 mulai dari pembuatan sampai pembuangan limbah agar tidak terjadi iritasi,korosi, keracunan, kebakaran, ledakan, gangguan kesehatan, cacat, kematian, kerusakan harta benda dan lingkungan hidup.
Berdasarkan definisi diatas tentunya sangat banyak pekerja dan satuan kerja yang terlibat dengan B3. Kita harus bagaimana dalam mengelola B3 ?
Tempat penyimpanan B3
Bagaimana seharusnya B3 disimpan merupakan hal yang mutlak harus kita ketahui untuk mencegah bahaya dari bahan tersebut. Persyaratan tempat menyimpan B3 adalah :
·         Tempat penyimpanan tidak untuk aktifitas
·         Dekat dengan hidrant / safety shower.
·         Ruang cukup luas dapat melindungi mutu produk,
·         Menjamin keamanan produk
·         Menjamin keamanan petugas
·         Ada rambu / tanda, denah lokasi , jalur evakuasi.
·         Bahan tidak diletakkan di lantai (palet, rak, lemari),
·         sumber listrik sejauh mungkin,
·         ada alat pengukur suhu dan kelembaban,
·         alat deteksi kebakaran, apar,
·         ada apd
Bagaimana dengan tenaga kerja yang mengelola B3 ?

·         Jumlah cukup,
·         kualitas:
o mendapatkan dik lat
o disiplin
o mampu
o patuh
o jujur

·         Pemeriksaan Kesehatan
o  Awal
o  Berkala
o  Khusus
·         Alat Pelindung Diri
·         Pemantauan Lingkungan Fisik
Sanitasi Perorangan

Identitas bahaya adalah: Tanda pengenal bahaya, tingkat bahaya yang dapat ditimbulkan akibat paparan seketika dalam waktu yang singkat. Identitas bahaya ini berupa gambar / symbol sebagai berikut :










Reaktif atau oxidatif, contoh: kaporit,
Korosif, contoh : asam sulphat,
Mudah menyala, contoh: bensin, solar
Infeksius, contoh: limbah medis, cairan tubuh pasien infeksius, dll

Untuk mengetahui keterangan lebih lengkap bisa dibaca pada MSDS (Material Safety Data Sheet) yang bisa diperoleh di Instalasi Farmasi, Instalasi Laboratorium Klinik atau Unit K3RS.
Saat ini di Unit K3 telah tersedia MSDS dan Nucleid Safety Data Sheet dari B3, Gas Medis dan Radio Isotop.
Jika dirasa perlu MSDS ditempat kerja Saudara silakan bisa foto copy di Unit K3RS.


SPILL KIT
Pernahkah  anda mendengar istilah “Spill Kit “ ? Apakah itu ?
Spill kit adalah kit atau seperangkat alat yang digunakan untuk menangani jika terjadi tumpahan bahan bahan berbahaya seperti bahan kimia, bahan infeksius, logam berat atau minyak agar tidak membahayakan penghuni dan lingkungan sekitarnya. Jika kita lihat diindustri perminyakan atau industri yang menggunakan bahan kimia spill kit adalah hal yang tidak asing lagi, tetapi di rumah sakit khususnya rumah sakit kita mungkin ini adalah hal baru.
Ternyata di rumah sakit sangat banyak B3 walaupun jumlahnya sedikit sehingga ketika terjadi tumpahan kadang kita bersihkan sekenanya tanpa memikirkan lebih jauh dampak terhadap penghuni dan lingkungan.
Nah unit K3 bersama Inst Sanitasi, Farmasi dan lab Klinik akan mengadakan spill kit ini dalam waktu dekat. Semoga Safety Hospital di RS kita bisa terwujud.

Minggu, 09 September 2012

Edisi 6 September 2012



“WARTA KATIGA”
MEDIA KOMUNIKASI K3 RSUP Dr. SARDJITO
VISI: TERWUJUDNYA TENAGA KERJA YANG SEHAT, SELAMAT, KOMPETITIF DAN PRODUKTIF

Edisi VI/September 2012
 






MENGENAL HEPATITIS DI TEMPAT KERJA
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis, sehingga hati tidak bisa menjalankan fungsinya dengan optimal. Ada berbagai macam jenis virus hepatitis yaitu Hepatitis A, B, C, D dan E. Yang harus diwaspadai oleh tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah sakit adalah Hepatitis B dan Hepatitis C.
Seseorang disebut menderita Hepatitis B bila dalam pemeriksaan laboratorium darah didapatkan hasil HbsAg positif/ reaktif / hasil > 0,99.   Dan disebut menderita Hepatitis C bila dalam pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil anti HCV Total positif. Kedua jenis hepatitis ini bisa menular lewat darah maupun cairan tubuh lainnya (misal cairan semen, cairan di selaput otak) dan bersifat menetap ( tidak bisa hilang dari tubuh) dan kronis.
Pada kondisi seseorang dengan hasil HbsAg positif bisa dalam keadaan mengalami infeksi akut dengan tanda- tanda klinis demam, mual, lemah,mudah letih dan badan menjadi kuning        (ikterik) maka harus mendapatkan terapi sesegera mungkin dari dokter penyakit dalam bagian gastrohepatologi. Sedangkan pada keadaan kronis tidak ditemukan tanda- tanda klinis tersebut tetapi virus hepatitis B tetap berada dalam darah dan berpotensi untuk menularkan kepada orang lain (carrier Hepatitis B), pada keadaan ini juga harus dilakukan pemantauan oleh dokter penyakit dalam bagian gastrohepatologi sehingga diharapkan hati masih bisa melaksanakan fungsinya  dengan optimal.
Untuk memberikan perlindungan terhadap virus hepatitis B dilakukan vaksinasi kepada seseorang yang tidak menderita hepatitis B ( hasil laboratorium HbsAg  negatif/ non reaktif) sebanyak 1 seri ( 3 kali suntikan) dengan waktu pelaksanaan pada bulan ke 0, ke 1 dan bulan ke 6. Setelah dilakukan vaksinasi 1 seri sebaiknya diperiksa titer anti Hbs yang menunjukkan kekebalan kita terhadap Hepatitis B. Disebut mempunyai respon yang baik apabila hasil anti Hbs > 10 mIU/mL. Vaksinasi dianjurkan terutama bagi seseorang yang mempunyai resiko tinggi terpapar virus tersebut termasuk semua petugas Rumah Sakit.
Di RSUP Dr. Sardjito telah ada program vaksinasi yang ditujukan untuk karyawan yang dari hasil pemeriksaan berkala ( General Check Up) menunjukkan HbsAg negatif dan sesuai rekomendasi terbaru dari  Sub bagian gastrohepatologi bahwa yang dilakukan vaksinasi adalah yang menunjukkan hasil titer anti Hbs < 10mIU/mL. Pelaksanaan akan dilakukan sesuai program dari Unit K3 setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi. Mengingat kemampuan yang terbatas maka sangat memungkinkan untuk dilakukan pemilihan prioritas karyawan yang mendapatkan vaksinasi hepatitis B yaitu petugas yang berhubungan langsung dengan pasien ( dokter, perawat,bidan,pramuhusada dll), berhubungan dengan darah atau cairan tubuh pasien dan limbah pasien( petugas laboratorium, petugas transfusi darah, petugas sanitasi, petugas bagian binatu,pramu rumah tangga dll).
Marilah kita jaga tubuh kita agar terbebas dari Hepatitis B dan tetap dalam kondisi yang sehat dalam bekerja.

Tanya jawab seputar Hepatitis B

Bagaimana Hepatitis B Virus (HBV) ditularkan ?
            Melalui kulit / mucosa yang terluka dan kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi seperti; bersetubuh dengan pasangan yang terinfeksi HBV, menggunakan alat injeksi yang terkontaminasi dengan HBV, bayi lahir dari ibu yang terinfeksi HBV, kontak dengan darah atau luka pasien yang terinfeksi HBV, tertusuk jarum suntik atau benda tajam lain bekas pasien terinfeksi HBV, menggunakan alat cukur bergantian dengan orang terinfeksi HBV.

Ingat : HBV tidak menular melalui makanan dan minuman, batuk, bersin, berjabat tangan,

Berapa lama HBV bisa bertahan diluar tubuh dan dapat menginfeksi ?
            HBV dapat bertahan diluar tubuh hingga 7 hari dan masih mampu menyebabkan infeksi.

Bagaimana cara menghilangkan HBV dari lingkungan kita untuk mencegah risiko penularan ?
            Semua tumpahan / percikan darah termasuk darah yang sudah kering masih dapat menularkan,harus didekontaminasi dengan mengusap seluruh permukaan menggunakan clorin 0,05%. Selama proses mengusap permukaan harus menggunakan sarung tangan.

Siapa saja yang berisiko terinfeksi HBV  di Rumah Sakit ini ?
            Semua pekerja RS berisiko terpapar HBV dimana petugas yang kontak langsung dengan penderita HBV mempunyai risiko yang lebih tinggi.

Berapa lama masa inkubasi HBV ?
            Inkubasi HBV antara 50 sampai 150 hari pasca terpapar kuman HBV.

Apa tanda dan gejala terinfeksi HBV ?
            Demam, lemah, nafsu makan turun, mual, muntah, nyeri perut, urin gelap seperti teh, dan kulit kuning.

Pekerja bagaimana yang perlu dilakukan Vaksinasi HBV ?
            Pekerja dengan titer anti-HBs kurang dari 10 mIU/mL.

Berapa kali pekerja yang perlu vaksin HBV harus dilakukan ?
            Vaksinasi HBV diberikan intra muscular 1 seri terdiri 3 kali suntikan yaitu kesatu, satu bulan kemudian dan 6 bulan setelah vaksinasi kesatu.

Adakah pekerja yang tidak boleh diberikan vaksinasi ?
            Ada, yaitu mereka yang allergi terhadap vaksin tsb.

Apabila dari rencana 3 kali vaksin terputus / tidak tepat jadwal bagaimana ?
            Jika vaksin kedua mundur berikan sesegera mungkin, dan selanjutnya vaksin ketiga bisa diberikan 8 minggu setelah vaksin kedua. Jika ketiga lewat, bisa diberikan segera setelah teringat.
Ingat : untuk hasil terbaik perhatikan jadwal vaksin anda dan jangan sampai terlewatkan. Luangkan sedikit waktu untuk vaksinasi demi menjaga kesehatan dan keselamatan anda dalam melakukan pekerjaan.

Berapa lama perlindungan yang terjadi setelah vaksin HBV ?
            Jika vaksin diberikan pada usia lebih dari 6 bulan akan memberikan perlindungan lebih dari 20 th

Apakah vaksin HBV bisa diberikan pada pekerja setelah terpapar virus HBV / needle stick injury dsb ?
            Bisa.


Apakah semua orang setelah diberikan vaksin HBV harus di cek ulang ?
            Tidak semua orang setelah diberikan vaksin harus di periksa ulang.
Yang perlu dilakukan adalah petugas kesehatan, bayi lahir dari ibu terinfeksi HBV,dll
Ingat: Petugas Kesehatan termasuk yang harus di cek setelah diberikan vaksin HBV 3 kali.

Kapan dilakukan pengecekan pasca vaksinasi HBV ?
            Pengecekan dilakukan 1 – 2 bulan post pemberian vaksin HBV 3 kali / 1 seri.

Perlukah vaksin HBV booster ?
            Untuk orang dengan kekebalan tubuh normal, booster vaksin HBV tidak dianjurkan. Orang dengan daya tahan tubuh yang menurun diberikan booster jika kadar anti-HBs levels kurang dari <10 mIU/mL.

Jika Anda masih belum jelas tantang program vaksinasi HBV di RSUP Dr. Sardjito  silakan hubungi UK3 ext 659.

Disadur dari http://www.cdc.gov


Keluarga Besar Unit Kesehatan & Keselamatan Kerja
mengucapkan
“Selamat Idul Fitri 1433 H


Mohon maaf lahir dan batin”


Pelindung : Direksi RSUP dr. Sardjito
Penasehat : dr. Endang Suparniati,M.Kes.
Penanggung Jawab : dr. RR. Roosmirsa G, M.Sc.
Tim Penyusun:
Agus Cahyono,S.Pd,  Ruwanto, S.ST., Wahyu Damayanti, Amk. SKM.,
 Era Widiastuti, SE. Dyah Ismayanti Kusalita , S.Sos.
Alamat  : Unit K3 Eks gedung poli GILUT RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Ph. 587333 ext 659
Email : uk3sardjito@yahoo.com., CP : Agus C 0818463744, Wahyu  : 0274 6894007